Buol, Framenews.id – Situasi perlindungan anak di Kabupaten Buol berada pada level yang sangat mengkhawatirkan.
Data terbaru Pengadilan Negeri (PN) Buol mencatat 181 perkara perlindungan anak telah ditangani sejak tahun 2016 hingga 2025. Angka ini dinilai sangat tinggi untuk daerah dengan populasi kecil.
Juru Bicara PN Buol, Yoman menyampaikan, tren peningkatan kasus ini harus menjadi peringatan keras bagi seluruh elemen masyarakat.
“Data ini adalah alarm bahaya. Untuk wilayah seperti Buol, 181 perkara bukan angka kecil. Ini menggambarkan persoalan sosial yang harus segera diatasi bersama,” tegasnya, Kamis (11/12/2025).
Menurut Yoman, tingginya jumlah perkara mencerminkan masih rapuhnya perlindungan terhadap anak.
Ia menilai faktor pola asuh yang tidak tepat, tekanan ekonomi, hingga pengaruh lingkungan dan media berkontribusi besar terhadap munculnya berbagai kasus.
“Anak adalah kelompok paling rentan. Tekanan ekonomi, lingkungan pergaulan, dan kurangnya pengawasan sering menjadi pemicu hingga akhirnya berujung proses hukum,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Yoman menyoroti meningkatnya perkara juga menambah beban kerja peradilan. Penanganan kasus anak memerlukan pendekatan khusus yang jauh berbeda dari perkara umum.
“Setiap perkara anak tidak bisa diperlakukan seperti perkara biasa. Ada pertimbangan psikologis dan langkah perlindungan yang harus dijaga. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami,” jelasnya.

Melihat tren yang belum menunjukkan penurunan, PN Buol menilai sangat penting adanya penguatan upaya pencegahan melalui edukasi keluarga, peningkatan pengawasan, serta kolaborasi lintas sektor—mulai dari Polres, Pemda, Dinas Sosial, P2TP2A, sekolah, hingga lembaga adat.
“Jika tidak dilakukan pencegahan sejak dini, kasus-kasus seperti ini akan terus muncul. Perlindungan anak bukan hanya tanggung jawab pengadilan, tapi tugas seluruh pihak,” tegas Yoman.
Ia menutup dengan penegasan, setiap angka dalam data tersebut bukan sekadar statistik semata, melainkan realitas pahit yang dialami anak-anak di Buol.
“181 kasus ini bukan sekadar angka. Itu adalah 181 anak yang membutuhkan perlindungan dan perhatian kita semua,” pungkasnya.
RED












