Di dunia yang serba terencana, terkadang keindahan sejati terletak pada momen tak terduga yang membebaskan kita dari belenggu rencana. Inilah cerita tentang kegembiraan yang kami temukan di Pulau Busak, sebuah petualangan tanpa rencana yang menghadirkan keindahan tak terduga bagi keluarga kecil kami.
Oleh : Syarif M Joesoef
Liburan awal tahun seringkali menjadi momen yang dinanti-nantikan bagi banyak keluarga. Begitu pula bagi saya dan keluarga kecilku. Tidak ada rencana pasti, hanya semangat petualangan yang menggerakkan langkah kami menuju Pulau Busak.
Kisah liburan ini dimulai dari sebuah impulsivitas, sebuah keputusan spontan ketika kami, dalam kebingungan mencari destinasi, tiba di Desa Monano, Kecamatan Karamat. Takdir membawa kami pada sebuah penemuan yang tak terduga, Pulau Busak.
Perjalanan kami dimulai dari rumah menuju Kecamatan Karamat pada pukul 10.5 Wita. Dalam rombongan terdiri dari istri, anak, dan seorang ponakan, kami melintasi jalan Trans Sulawesi. Di sepanjang perjalanan, kami disapa oleh kendaraan lain yang menuju destinasi wisata Tanjung Dako yang sedang populer di Kabupaten Buol.
Namun, takdir berkata lain untuk kami. Saat kebingungan akan tujuan kami, keputusan spontan muncul. Pulau Busak. Sebuah pulau yang sejak dua atau tiga tahun terakhir jarang kami kunjungi.
Perahu bermesin katinting 13 PK menjadi sarana kami untuk mencapai pulau tersebut. Dalam perjalanan singkat sekitar 15 menit, kami tiba di destinasi yang seolah-olah tersembunyi di antara gemerlap air laut. Pulau Busak menampakkan dirinya dengan pemandangan yang memukau, pasir putih yang lembut dan air laut yang bening, mengundang kami untuk menjelajahinya.
ke halaman selanjutnya
