Buol, Framenews.id – Polemik terkait tarian Pato-Pato yang sebelumnya menuai beragam tanggapan di tengah masyarakat berakhir damai.
Kesepakatan ini menjadi momentum penting untuk mempererat persatuan serta menjaga keharmonisan antarwarga di Bumi Pogogul, Kabupaten Buol, Sulawesi Tengah.
Ketua Panitia Hari Ulang Tahun Daerah (HUTDA) ke-26 Kabupaten Buol, Lisa Monalisa, menegaskan bahwa pihak panitia berkomitmen menghadirkan perayaan yang inklusif, berbudaya, dan menyejukkan bagi seluruh masyarakat.
“Panitia yang dikoordinir langsung oleh Bupati Buol, Risharyudi Triwibowo, telah melakukan pertemuan dan dialog bersama para tokoh agama untuk membahas sejumlah hal yang menjadi perhatian publik, khususnya terkait kegiatan Pato-Pato,” ujar Lisa, Kamis (9/10/2025).
Dari dialog tersebut, disepakati beberapa poin penting untuk menjaga suasana yang harmonis di tengah masyarakat, di antaranya:
Memberikan ruang dan waktu bagi kerukunan adat lain di Kabupaten Buol untuk tampil dan berpartisipasi dalam perayaan HUTDA.
Menampilkan kegiatan dalam bentuk pentas kesenian yang tetap menghormati nilai-nilai budaya lokal.
Membuat publikasi dan materi promosi yang mudah dipahami agar tidak menimbulkan persepsi negatif di masyarakat.
Membuka ruang bagi kritik dan saran masyarakat sebagai bahan evaluasi dalam pelaksanaan kegiatan HUTDA.
Sebagai tindak lanjut, kegiatan Pato-Pato akan kembali dikoordinasikan bersama Ketua Sengkanaung mengingat adanya perubahan konsep acara. Penampilan akan dikemas dalam bentuk pentas di panggung utama dengan jumlah peserta yang terbatas, disesuaikan dengan format perayaan yang telah disepakati.
“Semua penampilan akan dipublikasikan secara resmi oleh panitia agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di masyarakat,” jelas Lisa.
Dengan langkah-langkah tersebut, panitia berharap perayaan HUTDA ke-26 Kabupaten Buol dapat menjadi wadah memperkuat persatuan, menumbuhkan rasa saling menghormati, serta memperkokoh semangat gotong royong di tengah keberagaman masyarakat Buol.
RED









